Daftar isi
Sejarah
Hidup dalam budaya agraris, dan maritim, orang-orang di kepulauan Indonesia telah terkenal di beberapa teknologi tradisional, khususnya di bidang pertanian dan kelautan. Di bidang pertanian, misalnya, orang-orang di Indonesia, dan juga di banyak negara Asia Tenggara lainnya, terkenal dalam teknik budidaya padi yaitu terasering. Suku Bugis dan Suku Makassar adalah orang Pribumi-Nusantara di Indonesia yang juga dikenal dengan teknologi mereka dalam membuat kapal layar kayu yang disebut Pinisi.[2] Candi Borobudur dan candi lainnya juga mencatat penguasaan orang Indonesia dalam teknologi arsitektur, dan teknologi konstruksi.Teknologi konstruksi
Ada beberapa perkembangan teknologi penting yang dibuat oleh Indonesia di era Indonesia modern (pasca kemerdekaan). Pada tahun 80-an seorang insinyur Indonesia asal Bali, Tjokorda Raka Sukawati menemukan teknik konstruksi jalan yang dinamai Teknik Sosrobahu, yang menjadi terkenal setelah itu, dan banyak digunakan oleh banyak negara. Teknologi ini telah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura dan pada tahun 1995, hak paten diberikan kepada Indonesia.[3]Teknologi kedirgantaraan
Dalam teknologi kedirgantaraan, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pesawat komuter militer, dan kecil; sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara untuk memproduksi, dan mengembangkan pesawat sendiri, juga memproduksi komponen pesawat untuk Boeing dan Airbus, dengan perusahaan pesawat milik negara bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau IPTN (didirikan pada 1976) yang sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia, yang, dengan perusahaan EADS CASA dari Spanyol mengembangkan pesawat CN-235, yang telah diekspor ke berbagai negara. Bacharuddin Jusuf Habibie yang juga mantan presiden Indonesia, memainkan peran penting dalam pencapaian ini. Saat aktif sebagai profesor di Jerman, Habibie melakukan banyak tugas penelitian, menghasilkan teori tentang termodinamika, konstruksi, dan aerodinamika, yang masing-masing dikenal sebagai Faktor Habibie, Teorema Habibie, dan Metode Habibie.[4] Indonesia juga berharap untuk memproduksi pesawat tempur Korea Selatan KAI KF-X.[5]Wiweko Soepono, mantan direktur Garuda Indonesia, juga dikenal sebagai penemu desain kokpit modern dua-manusia ("Forward Facing Crew Cockpit" atau "FFCC") untuk pesawat Airbus A300 Garuda Indonesia.[6]
Teknologi transportasi
Indonesia memiliki industri kereta api dan transportasi rel yang mapan, dengan perusahaan produsen kereta milik negara, PT. Industri Kereta Api, yang terletak di Madiun, Jawa Timur. Sejak 1982, perusahaan ini telah memproduksi gerbong kereta penumpang, gerbong barang, dan teknologi kereta api lainnya, dan mengekspornya ke berbagai negara, seperti Malaysia dan Bangladesh.[7]Teknologi informasi dan komunikasi
Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang saat era 1970-an memiliki satelit komunikasi mereka sendiri. Sejak tahun 1976, serangkaian satelit bernama "Palapa" dibangun, dan diluncurkan di Amerika Serikat untuk perusahaan telekomunikasi milik negara di Indonesia, Indosat.Dalam teknologi internet, seorang ilmuwan teknologi informasi Indonesia, Onno Widodo Purbo telah mengembangkan RT/RW-net, infrastruktur internet berbasis masyarakat yang memungkinkan tersedianya akses internet yang terjangkau bagi masyarakat di daerah pedesaan.[8]
Teknologi robotika
Para pelajar Indonesia juga memiliki catatan yang baik dalam memenangkan banyak kompetisi internasional di bidang sains, dan teknologi. Pada tahun 2010, tim robot dari Universitas Komputer Indonesia berhasil mempertahankan gelar mereka dengan memenangkan medali emas di ajang Robogames di San Francisco, Amerika Serikat setelah mereka meraih penghargaan yang sama pada tahun 2009.[9] Dua tahun sebelumnya, pada tahun 2008, tim robotika lain dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember memenangkan tempat ketiga dalam kontes robot Asia Pacific Broadcast Union (ABU) Robocon 2008 di Pune, India.[10]Tokoh sains dan teknologi
- Bacharuddin Jusuf Habibie, Profesor yang dididik di Jerman dalam bidang teknik kedirgantaraan. Mencetuskan teori yang dikenal sebagai Teorema Habibie, Faktor Habibie, dan Metode Habibie, pernah menjadi Presiden Indonesia.
- Onno Widodo Purbo, ahli Internet, dan teknologi informasi. Terkenal untuk desain RT/RW-net, sebuah solusi internet berbasis komunitas bagi masyarakat miskin.
- Yohanes Surya, ilmuwan fisika dan profesor.
Lihat pula
- Program Nuklir Indonesia
- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
- Badan Tenaga Nuklir Nasional
Referensi
- ^ Indonesia to increase R&D budget
- ^ Pinisi Indonesia.
- ^ Sosrobahu Bertumpu di Atas Piring
- ^ (Inggris) Habibie Receives Honorary Doctorate (Habibie Menerima Gelar Doktorat.
- ^ (Inggris) "Indonesia Angling to Help Build S. Korean Jet Fighter", The Jakarta Globe (Jakarta), 16 Juli 2010, diakses tanggal 2010-11-18
- ^ Wiweko Perancang Pesawat Indonesia Pertama
- ^ Produk PT. INKA
- ^ (Inggris) Onno W. Purbo: Opening windows for knowledge
- ^ (Inggris) A Man and His Robot Make the Most of a Golden Opportunity
- ^ THE ROBOT TEAM OF ITS WON THE THIRD PLACE IN AN ASIA PACIFIC COMPETITION
Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut
zaman modernisasi. Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada
bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang
ke arah yang lebih baik dengan harapan kehidupan masyarakat akan
menjadi lebih baik. Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada
teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap
orang. Dari orang tua hingga anak muda, para ahli hingga orang awam pun
menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya. Para petani
yang bekerja di ladang juga menggunakan teknologi untuk meningkatkan
hasil panennya, contohnya adalah penggunaan traktor mesin yang lebih
cepat dan efisien jika dibandingkan dengan bajak yang ditarik oleh
seekor kerbau.
Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi
berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan
semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan
penemuan yang sederhana hingga sangat rumit. Bahkan, kurang dari 10
tahun terakhir, teknologi handphone yang awalnya hanya sebuah alat
komunikasi nirkabel berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat
mengambil foto, merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses
internet dalam hitungan detik.
Perkembangan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara didasarkan atas
seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara
tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan manusia.
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan
global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya
penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan
bangsa sendiri. Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia dianggap
belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Menurut mantan Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Armida Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih
rendah. Ada beberapa indikator yang membuktikan rendahnya tingkat
teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan
dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan
sedikitnya jumlah ilmuwan di Indonesia.
Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun
2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60
dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan
teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah
pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang
ekspor, difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna
telepon dan pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka
partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang
iptek.
Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat
dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010
pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun
rupiah (sekitar $205 juta) untuk penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari pendapatan
domestik bruto (PDB) per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di
Cina yang berjumlah 2%, Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan
4,04% dari PDB, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal
jauh.
Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor
produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari
kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya kandungan
teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk manufaktur didominasi oleh
produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%.
Berdasarkan beberapa fakta yang telah disebutkan, dapat disimpulkan
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih
sangat rendah bahkan bisa dibilang tertinggal jika dibandingkan
negara-negara lain. Hendaknya, kita terus meningkatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan negara kita.
vanessa mayrahma swastika
/vanessams
Student of Sampoerna Academy Boarding School
Selengkapnya...
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Pada saat ini, kita
hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman modernisasi.
Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk transformasi
dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih
baik dengan harapan kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik.
Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada
teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap
orang. Dari orang tua hingga anak muda, para ahli hingga orang awam pun
menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya. Para petani
yang bekerja di ladang juga menggunakan teknologi untuk meningkatkan
hasil panennya, contohnya adalah penggunaan traktor mesin yang lebih
cepat dan efisien jika dibandingkan dengan bajak yang ditarik oleh
seekor kerbau.
Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi
berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan
semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan
penemuan yang sederhana hingga sangat rumit. Bahkan, kurang dari 10
tahun terakhir, teknologi handphone yang awalnya hanya sebuah alat
komunikasi nirkabel berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat
mengambil foto, merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses
internet dalam hitungan detik.
Perkembangan teknologi saat ini merupakan dasar untuk mengembangkan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara didasarkan atas
seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara
tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan manusia.
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan
global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya
penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan
bangsa sendiri. Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia dianggap
belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Menurut mantan Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Armida Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih
rendah. Ada beberapa indikator yang membuktikan rendahnya tingkat
teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan
dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan
sedikitnya jumlah ilmuwan di Indonesia.
Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun
2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60
dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan
teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah
pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang
ekspor, difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna
telepon dan pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka
partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang
iptek.
Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat
dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010
pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun
rupiah (sekitar $205 juta) untuk penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari pendapatan
domestik bruto (PDB) per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di
Cina yang berjumlah 2%, Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan
4,04% dari PDB, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal
jauh.
Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor
produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari
kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya kandungan
teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk manufaktur didominasi oleh
produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%.
Berdasarkan beberapa fakta yang telah disebutkan, dapat disimpulkan
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih
sangat rendah bahkan bisa dibilang tertinggal jika dibandingkan
negara-negara lain. Hendaknya, kita terus meningkatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan negara kita.
vanessa mayrahma swastika
/vanessams
Student of Sampoerna Academy Boarding School
Selengkapnya...
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Kami adalah situs agen judi online yang merupakan agen poker & agen domino online uang asli terbesar dan terpercaya di Indonesia. Kami hadir dengan sistem program terbaik yang menjamin keamanan data para member dan server canggih berkecepatan tinggi yang menjamin permainan cepat dan lancar tanpa macet. (PIN BBM : 7AC8D76B)
BalasHapus