Jumat, 19 Mei 2017

keindahan karangpara di sukabumi

KAKIANMelongok Lebih Jauh Objek Wisata di Sukabumi (2)
Keindahan bebatuan di Karangpara memang menawan. Namun siapa sangka, di balik keindahan batuan karst tersebut terdapat cerita kelam bagi warga setempat. Mau tahu ceritanya? Simak ceritanya!
Laporan JOB3, GUNUNGGURUH
DULU, sebelum setenar seperti sekarang, Karangpara hanya sebuah tempat bermain warga Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh. Lahan milik desa itu dulunya menjadi tempat eksploitasi tambang.
“Iya, dulu tempat ini sempat dieksploitasi sebagai bahan dasar kapur,” ujar ketua pengelola Karangpara, Cecep Hidayat, 39, akhir pekan lalu.
Kondisi itu bisa terlihat di sebelah barat area itu. Kondisinya sudah rusak karena eksploitasinya menggunakan bahan peledak. “Kalau sebelah barat lumayan parah rusaknya. Bebatuan yang ada saat ini tuh sisa dari eksploitasi,” ucapnya.
Pembukaan area wisata Karangpara pun, kata Cecep, merupakan upaya penyelamatan lingkungan dari eksploitasi. Apalagi Karangpara memiliki sejuta keindahan alami.
“Kami bersama rekan-rekan warga sekitar mencoba mengubah area eksploitasi menjadi tempat wisata. Alhamdulillah semua berjalan lancar,” ungkapnya.
Proses perubahan Karangpara menjadi area wisata itu memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Banyak lokasi yang harus dibenahi, termasuk sisa-sisa eksploitasi. “September 2016 kami berbenah. Akhir Januari 2017 alhamdulillah kami bisa launching. Itu juga karena sudah banyak orang yang berkunjung,” terangnya.
Sisa-sisa bebatuan dari eksploitasi dijadikan sebagai pijakan jalan bagi wisatawan. Apalagi area wisata tersebut sebagian masih berupa jalan setapak. “Lumayan bebatuan yang ada kami jadikan bahan untuk jalan sehingga wisatawan tidak akan merasa licin kalau berkunjung ke sini,” paparnya.
Ia berharap upaya mengubah lahan tersebut bisa berdampak baik bagi perekonomian masyarakat dan desanya. Selain itu, warga sekitar bisa lebih mencintai alam. “Sekarang kan warga lumayan merasakan dampaknya. Perekonomian terasa, desa pun mendapatkan tambahan dana yang mumpuni. Kalau dulu, warga hanya terkena dampak, bukan keuntungan,” jelasnya.
Ade, 38, warga setempat, bersyukur bisa menjadi bagian dari Karangpara. Apalagi sekarang pemuda yang menganggur bisa mendapatkan penghasilan. “Orang yang jaga parkir saja berapa puluh orang. Itu kan salah satu bentuk mendorong perekonomian warga,” pungkasnya (*)

0 komentar:

Posting Komentar